Partial Functional Dependency dan Transitive Functional Dependency


Partial Functional Dependency

Partial Functional dependency atau kebergantungan fungsional parsial terjadi bila:

  • B -> A
  • B adalah bagian dari candidate key

Dengan kata lain jika (B,C) adalah candidate key dan B à A maka A bergantung secara parsial terhadap (B,C) atau (B,C) menentukan A secara parsial.

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini:

NIM Nama_Mhs Kode_MK Nilai
1-01 Tukimin TE-001 A
1-01 Tukimin DU-001 A
2-01 Jamilah IF-001 B
2-01 Jamilah DU-001 C
2-02 Maemunah IF-002 A

Pada tabel di atas perhatikan bahwa:

  1. Super key : (nim,kode_mk), (nim,nama_mhs,kode_mk) dan (nim,nama_mhs,kode_mk,nilai)
  2. Dari super key yang sudah diperoleh pada poin 1, maka dipilih super key yang akan menjadi candidate key yaitu (nim,kode_mk)
  3. FD: (nim) à (nama_mhs)

Dari analisis poin 2 dan 3 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kebergantungan fungsional parsial dimana (nama_mhs) bergantung kepada (nim,kode_mk) secara parsial atau dapat juga dikatakan bahwa (nim,kode_mk) menentukan (nama_mhs) secara parsial.

Transitive Functional Dependency

Transitive Functional dependency atau kebergantungan fungsional transitif terjadi jika:

  • A -> B
  • B -> C

Jika A -> B  dan B -> C maka A -> C. Dengan kata lain A bergantung secara transitif terhadap C melalui B atau A menentukan C secara transitif melalui B.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh tabel berikut ini:

NIM Nama_Mhs Kd_Jur Nama_Jur
1-01 Tukimin TE Elektro
1-01 Tukimin TE Elektro
2-01 Jamilah IF Informatika
2-01 Jamilah IF Informatika
2-02 Maemunah IF Informatika

FD1: (nim) -> (nama_mhs, kd_jur, nama_jur)
FD2: (kd_jur) -> (nama_jur)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (nama_jur) bergantung secara transitif terhadap (nim) melalui (kd_jur) atau dapat juga dikatakan bahwa (nim) à (nama_jur) secara transitif melalui (kd_jur).


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *