Komponen SPK

Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut diantaranya sebagai berikut :

Subsistem manajemen basis data

Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data dapat diringkas, sebagai berikut :

  1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan keputusan dan ekstrasi data.
  2. Kemampuan untuk menabahkan sumber data secara cepat dan mudah.
  3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logik sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
  4. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
  5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

Subsistem manajemen basis model

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model diantaranya sebagai berikut :

  1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
  2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
  3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan dan mengakses model). Continue reading

ERD

Pengertian Entity Relationship Diagram

Menurut Janner Simarmata & Iman Peryudi (2005) “Entity Relationship Model atau yang lebih dikenal dengan Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model data atau diagram untuk deskripsi tingkat tinggi dari model data konseptual”. ERD menyediakan notasi-notasi grafis untuk merepresentasikan model-model data dalam bentuk Entity Relationship Diagram. Model-model data tersebut biasa digunakan pada desain sistem informasi tingkat pertama, contohnya untuk mendeskripsikan kebutuhan informasi dan tipe informasi yang ingin disimpan pada basis data selama analisa. Notasi-notasi dasar pada Entity Relationship Diagram (ERD) :

Tingkat paling dasar, basis data relasional ditampilkan sebagai suatu koleksi tabel-tabel berbeda yang mewakili setiap entiti yang ada. Hubungan atau relasi antar entiti juga menjadi bagian dari basis data. Suatu tabel terdiri atas baris-baris (rows) dan kolom-kolom (columns) yang kira-kira dapat disamakan dengan sebuah spreadsheet yang biasa dijumpai dalam aplikasi semacam Microsoft Excel atau Lotus 123. Sebuah baris mewakili kemunculan suatu entiti tertentu. Sebuah kolom pada baris tersebut memuat sebuah atom informasi (bagian tertentu dari informasi) tentang kemunculan entiti tertentu tersebut. Sesuai terminologi non-database suatu tabel dapat disamakan dengan file, suatu baris sebagai record, dan kolom sebagai field. Sebagai contoh, suatu tabel dapat berisi informasi tentang semua pelanggan dalam bisnis: sebuah baris untuk setiap pelanggan, dan sebuah kolom dapat berisi potongan informasi seperti nomor telepon si pelanggan. Continue reading

Normalisasi

Menurut Janner Simarmata & Iman Peryudi (2005) ”Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basisdata relasional”. Pada dasarnya, normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel relasional (www.utexas.edu).

Teori normalisasi didasarkan pada konsep bentuk normal. Sebuah tabel relasional dikatakan berada pada bentuk norml tertentu jika tabel memenuhi himpunan batasan tertentu.

Konsep Dasar

Menurut Janner Simarmata & Iman Peryudi (2005) “Normalisasi adalah bagian perancang basisdata”. Tanpa normalisasi, system basisdata menjadi tidak akurat, lambat, tidak efisien, serta tidak memberikan data yang diharapkan (www.microsoft-accessolutions.co.uk).

Pada waktu menormalisasi basisdata, ada empat tujuan yang harus dicapai, yaitu :

  1. Mengatur data dalam kelompok-kelompok sehingga masing-masing kelompok hanya menangani bagian kecil sistem.
  2. Meminimalkan jumlah data yang berulang dalam basisdata.
  3. Membuat basisdata yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integrasi data.
  4. Mengatur data sedemikian rupa sehingga ketika memodifikasi data, anda hanya mengubah pada suatu tempat.

Perancangan basisdata terkadang menyebut keempat tujuan dengan istilah integrasi data, integritas referensial, dan pengaksesan data.

Tujuan normalisasi adalah membuat kumpulan tabel relasional yang bebas dari data berulang dan dapat memodifikasi secara benar dan konsisten. Ini berarti bahwa semua tabel pada basisdata relasional harus berada pada bentuk normal ketiga (3NF). Sebuah tabel relasional berada pada 3NF jika dan hanya jika semua kolom bukan kunci adalah (a) saling independen dan (b) sepenuhnya tergantung pada kunci utama. Saling independen berarti bahwa tidak ada kolom bukan kunci yang tergantung pada sembarang kombinasi kolom lainnya. Dua bentuk normal pertama adalah langkah antara untuk mencapai tujuan, yaitu mempunyai semua tabel dalam 3NF (Stephens and Plew, 2000). Continue reading

Sejarah Basis Data

Tahun 1960

Dari awal penggunaan komputer, penyimpanan dan manipulasi data merupakan focus utama aplikasi. Pada awal tahun 1960, Charles Bachman diperusahaan General Electric mendesain generasi pertama DBMS yang disebut Penyimpanan Data Terintegrasi (Integrated Data Store). Dasar untuk model data jaringan dibentuk lalu distandardisasi oleh Conference on Data System Language (CODASYL). Kemudian, Bachman menerima ACM Turing Award (Penghargaan semacam nobel pada ilmu komputer ) di tahun 1973.

Pada akhir tahun 1960-an, IBM mengembangkan system manajemen informasi (Information Manajemen System) DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada kerangka kerja yang disebut model data hierarki. Dalam waktu yang sama, hasil kerja sama antara IBM dengan perusahaan penerbangan Amerika mengembangkan system SABRE. System SABRE memungkinkan user mengakses data yang sama pada jaringan computer.

Tahun 1970

Pada tahun 1970, Edgar Codd di laboratorium penelitian di San Jose mengusulkan suatu representasi data baru yang disebut model data relational. Pada tahun 1980, model relasional menjadi paradigm DBMS paling dominan. Bahasa query SQL dikembangkan untuk basisdata relasional sebagai bagian proyek Sistem R dari IBM. SQL di standardisasi di akhir tahun 1980 dan SQL-92 diadopsi oleh American National Standards Institute (ANSI) dan International Standards Organization (ISO). Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan dalam basisdata disebut transaksi. User menulis programnya, dan bertanggung jawab menjalankan program secara bersamaan terhadap DBMS. Pada tahun 1999, James Gray memenangkan Turing award untuk kontribusinya pada manajemen transaksi dalam DBMS. Continue reading

Keuntungan dan Kerugian DBMS

Keuntungan DBMS

DBMS memungkinkan perusahaan mapun pengguna individu untuk :

  1. Mengurangi pengulangan data
    Apabila dibandingkan dengan file-file computer yang disimpan terpisah di setiap aplikasi computer, DBMS mengurangi jumlah total file dengan menghapus data yang terduplikasi di berbagai file. Data terduplikasi selebihnya dapat ditempatkan dalam satu file.
  2. Mencapai independensi data
    Spesifikasi data disimpan dalam skema pada tiap program aplikasi. Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa memengaruhi program yang mengakses data.
  3. Mengintegrasikan data beberapa file
    Saat file dibentuk sehingga menyediakan kaitan logis, maka organisasi fisik bukan merupakan kendala. Organisasi logis, pandangan pengguna, dan program aplikasi tidak harus tercermin pada media penyimpanan fisik.
  4. Mengambil data dan informasi dengan cepat
    Hubungan-hubunga logis, bahasa manipulasi data, serta bahasa query memungkinkan pengguna mengambil data dalam hitungan detik atau menit.
  5. Mengingkatkan keamanan
    DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat menyertakan beberapa lapis keamanan seperti kata sandi (encryption) sehingga data yang dikelola akan lebih aman. Continue reading

Pengertian Basis Data

Basis Data Menurut Beberapa Pakar

Menurut “Stephens dan Plew (2000), adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data. Informasi adalah sesuatu yang kita gunakan sehari-hari untuk berbagai alasan. Dengan basisdata, pengguna dapat menyimpan data secara terorganisasi. Setelah data disimpan, informasi harus mudah diambil. Kriteria dapat digunakan untuk mengambil informasi. Cara data disimpan dalam basisdata menentukan seberapa mudah mencari informasi berdasarkan banyak kriteria. Data pun harus mudah ditambahkan kedalam basisdata, dimodifikasi, dan dihapus”.

Menurut “Siberschatz, dkk.; (2002) mendefinisikan basisdata sebagai kumpulan data berisi informasi yang sesuai untuk sebuah perusahaan. System manajemen basisdata (DBMS) adalah kumpulan data yang saling berhubungan dan kumpulan program untuk mengakses data. Tujuan utama system manajemen basisdata adalah menyediakan cara menyimpan dan mengambil informasi basisdata secara mudah dan efisien”.

Menurut “Ramakrishnan dan Gehrke (2003) basisdata sebagai kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas satu organisasi atau lebih yang berhubungan”. Misalnya, basisdata universitas mungkin berisi informasi mengenai hal berikutnya :

  1. Entitas  seperti mahasiswa, fakultas, mata kuliah, dan ruang kuliah.
  2. Hubungan antarentitas seperti registrasi mahasiswa dalam mata kuliah, fakultas yang mengajarkan mata kuliah, dan penggunaan ruang untuk kuliah.

Menurut “McLeod, dkk., (2001) basisdata adalah kumpulan seluruh sumber daya berbasis computer milik organisasi. System manajemen basisdata adalah aplikasi perangkat lunak yang menyimpan struktur basisdata, hubungan antardata dalam basisdata, serta sebagai formulir dan laporan yang berkaitan dengan basisdata. Basisdata yang dikendalikan oleh system manajemen basisdata adalah satu set catatan data yang berhubungan dan saling menjelaskan”. Continue reading

Partial Functional Dependency dan Transitive Functional Dependency

Partial Functional Dependency

Partial Functional dependency atau kebergantungan fungsional parsial terjadi bila:

  • B -> A
  • B adalah bagian dari candidate key

Dengan kata lain jika (B,C) adalah candidate key dan B à A maka A bergantung secara parsial terhadap (B,C) atau (B,C) menentukan A secara parsial.

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini:

NIM Nama_Mhs Kode_MK Nilai
1-01 Tukimin TE-001 A
1-01 Tukimin DU-001 A
2-01 Jamilah IF-001 B
2-01 Jamilah DU-001 C
2-02 Maemunah IF-002 A

Continue reading