Manfaat dan kemampuan Sistem Berbasis Pengetahuan
Beberapa manfaat Sistem Pakar adalah sebagai berikut (Turban, dkk., 2005):
- Meningkatkan output dan produktivitas.
- Meningkatkan waktu dan pengambilan keputusan.
- Meningkatkan kualitas proses dan produk.
- Mengurangi downtime.
- Menyerap keahlian langka.
- Fleksibilitas.
- Operasi peralatan yang lebih mudah.
- Eliminasi kebutuhan peralatan yang mahal.
- Operasi dilingkungan yang berbahaya.
- Aksesibilitas ke pengetahuan dan help desk.
- Kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap/tidak pasti.
- Kelengkapan pelatihan.
- Peningkatan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Meningkatkan proses pengambilan keputusan.
- Meningkatkan kualitas keputusan.
- Kemampuan untuk memecahkan persoalan kompleks.
- Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil.
- Peningkatan sistem informasi yang lain.
Keterbatasan Sistem Berbasis Pengetahuan
Metodologi Sistem Pakar yang tersedia mungkin tidak langsung dan efektif, bahkan untuk banyak aplikasi dalam kategori umum. Persoalan-persoalan berikut telah memperlambat penyebaran Sistem Pakar (Turban, dkk., 2005):
- Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.
- Akan sulit mengestrak keahlian dari manusia.
- Pendekatan tiap pakar pada suatu penelitian situasi mungkin berbeda tetapi benar.
- Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi, untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada dalam tekanan waktu.
- Pengguna Sistem Pakar memiliki batasan kognitif alami.
- Sistem Pakar bekerja dengan baik hanya dalam domain pengetahuan sempit Kebanyakan pakar tidak memiliki sarana mandiri untuk memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal.
- Kosa kata atau jargon yang digunakan pakar untuk menyatakan fakta dan hubungan acapkali terbatas dan tidak dipahami oleh pakar lain.
- Acapkali dibutuhkan bantuan dari knowledge engineer – yang langka dan mahal – suatu fakta yang menjadikan konstruksi Sistem Pakar mahal.
- Kurangnya kepercayaan pada bagian pengguna akhir menjadi penghalang penggunaan Sistem Pakar.
- Transfer pengetahuan adalah subyek terhadap sekumpulan bias perseptual dan penilaian.
Faktor lain adalah, Sistem Pakar mungkin tidak mampu mencapai kesimpulan. Lebih lagi, Sistem Pakar, sebagaimana halnya pakar manusia, terkadang menghasilkan rekomendasi yang tidak tepat.
Faktor-faktor sukses Sistem Berbasis Pengetahuan
Beberapa peneliti telah meneliti alasan mengapa Sistem Pakar sukses dan gagal dalam praktik. Karya ini mencakup studi oleh Eom (1996), Guimaraes, dkk., (1996), Kunnathur, dkk., (1996), Tsai, dkk., (1994), dan Yoon, dkk., (1995). Dengan adanya banyak sistem manajemen informasi, dua faktor yang paling kritis adalah jawara dalam manajemen, keterlibatan pengguna, dan pelatihan. Manajemen harus mendukung proyek tersebut dan pengguna harus memiliki rasa memiliki. Banyak studi telah menunjukkan bahwa level manajerial dan keterlibatan pengguna secara langsung mempengaruhi tingkat keberhasilan SIM (sistem informasi manajemen), terutama Sistem Pakar. Akan tetapi, faktor ini saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan dan persoalan berikut juga harus dipertimbangkan (Turban, dkk., 2005):
- Tingkat pengetahuan harus cukup tinggi.
- Keahlian harus tersedia dari setidaknya satu pakar yang kooperatif.
- Persoalan yang akan dipecahkan harus sebagian besar kualitatif (fuzzy), tidak sepenuhnya kuantitatif (jika tidak, sebaiknya menggunakan pendekatan numerik).
- Persoalan tersebut harus berada dalam lingkup yang sempit.
- Karakteristik shell Sistem Pakar penting, Shell harus berkualitas tinggi dan secara alami menyimpan dan memanipulasi pengetahuan.
- Antarmuka pengguna harus mudah digunakan oleh pengguna baru.
- Persoalan harus penting dan cukup sulit untuk membenarkan pengembangan Sistem Pakar (tetapi tidak perlu menjadi fungsi inti).
- Diperlukan pengembangan cerdas dengan orang-orang yang terampil.
- Pengaruh Sistem Pakar sebagai sumber peningkatan pekerjaan pengguna akhir harus dipertimbangkan. Pengaruh tersebut sebaiknya menguntungkan. Sikap dan harapan pengguna akhir harus dipertimbangkan.
- Dukungan manajemen harus diperkuat.