Menurut Sprague konsep sistem pendukung keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru mucul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael Scott morton dengan istilah Management Decision System, kedua orang ini adalah professor Massachusetts Institute of Technology (MTI). Hal itu mereka lakukan dengan tujuan menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan manajemen.
Konsep pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif (Turban,1995).
Dasar-dasar Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Simon model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu sebagai berikut.
- Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah.Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengindentifikasi masalah. - Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. - Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif.
Dari tahapan-tahapan diatas disimpulkan bahwa konsep sistem pendukung keputusan terdiri dari.
- Masalah terstruktur
Merupakan masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahapan Simon. Hasil akhir ditentukan oleh proses terkomputerisasi tanpa campur tangan manajer. - Masalah semi struktur
Merupakan masalah yang memiliki struktur yang memiliki salah satu atau dua tahapan Simon. Penggabungan antara kebijakan manajer dengan rujukan dari proses terkomputerisasi. - Masalah tidak terstruktur
Merupakan masalah yang tidak memiliki struktur pada tahapan Simon. Masalah yang hanya mampu diselesaikan dengan kebijakan seorang manajer.
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi. Terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu sebagai berikut.
- Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management of perception.
- Adanya interface manusia-mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.
- Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.
- Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.
- Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
- Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
- Pendekatan easy to use. Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas sistem yang dihadapi.
- Kemampuan sistem beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadapatasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.