Pengambilan Keputusan
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui sebuah mekanisme. Dan alternatif tindakan yang mungkin terjadi akan disesuaikan dengan kondisi persoalan yang dihadapi.
Pada umumnya para penulis buku pendukung keputusan sependapat bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Pengambilan keputusan hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah tetapi justru yang sering terjadi adalah pilihan antara yang “hampir benar” dan yang “mungkin salah”. Keputusan yang diambil biasanya dilakukan berdasarkan pertimbangan situasional, bahwa keputusan tersebut adalah keputusan terbaik (Salusu, 1996).
Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Sementara para pakar melihat bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, baik pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Selain itu, keputusan dapat dilihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang dinamis yang diberi label pengambilan keputusan (Salusu, 1996).
Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Dengan kata lain, keputusan merupakan sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan atau alternatif, lalu memilih satu diantaranya (Salusu, 1996).
Sistem Pendukung Keputusan
Definisi SPK menunjukkan SPK sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semistruktur. SPK dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditunjukkan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, 2005).
Tata Sutabri (2005) dalam bukunya “Sistem Informasi Manajemen” mengatakan bahwa “dibandingkan dengan Executive Support System (ESS), SPK memang lebih luas wawasannya karena pada umumnya program SPK mempunyai kemampuan ESS ditambah kemampuan analisis, meskipun tidak mempunyai kemampuan penyajian presentasi sebagus ESS. Definisi SPK dapat ditulis sebagai rangkuman sistem komputer yang digunakan untuk membantu manajer membuat keputusan”. Ciri-ciri serta keuntungan dalam menggunakan SPK dapat dituliskan sebagai berikut:
- Dapat menyelesaikan masalah yang kompleks
- Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya, sehingga dapat membuat alternatif lebih dulu
- Lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik dibanding dengan pengambilan keputusan yang intuisi (mengandalkan perasaan) terutama untuk lingkungan yang cepat berubah
- Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bagi manajer yang kurang berpengalaman
- Untuk masalah yang berulang, SPK dapat memberi keputusan dengan lebih efektif meski tidak selalu lebih efisien
- Fasilitas untuk mengambil data dapat memberi beberapa manajer berkomunikasi dengan lebih baik
- Meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer
- Membantu bermacam-macam bagian dari manajemen
- SPK didesain untuk mudah dibuat dan mudah dipakai
- SPK digunakan untuk “membantu” manajer sehingga setiap saat dapat diabaikan atau dibatalkan
Istilah sistem pendukung keputusan merupakan ekspresi yang bebas makna, bahwa istilah tersebut mengartikan hal-hal yang berbeda untuk orang-orang yang berbeda. Oleh karena itu, tidak ada definisi SPK yang diterima secara universal (Turban, 2005).